Selamat Datang dan Berkunjung Di Web Budi Masked Prince Budi Masked Prince: 09/01/10

melupakanmu



>cinta yang sbenarnya indah sekali kadang menipu dan bikin sakit hati
tapi lihatlah burung tetap bernyayni terlalu indah untuk ditangisi,
seperti itulah syair salah satu syair lagu yang kusuka, memang kehidupan ini seperti sebuah permainan belaka, hanya sebuah kemunafikan, kebohonga dan kebusukan yang selalu membuat streessss dan pada ujung2nya tidak bersyukur, dan membuat hidup ini terkesan gebruh dan tidak ada artinya
semua yang direncanakan terkadang mbleset jauh dari rencana semula, semua angan semua cita seakan mati tanpa rasa hilang entah kemana, tak da yang tersisa,terkadang aku binggung menanggapi hidup ini yang banyak beban seakan tidka bisa lagi aku kendalikan, seharusnya aku bersyukur aku sudah dikasih kehidupan yang luar biasa tanpa cacat dan semua anggota tubuhQ sempurna dibandingkan orang 2 pengemis yang dijalan yang mereka kakinya buntung, tangannya prutul dan semua kekurangannya ad juga yang mentalnya 99 itu semua terkadang mengingatkan aku kepada kesempurnaanQ yang tidak selalu aku syUkuri
FIRDA ….. SETIAP AKU mengigat dia dan ingat sepintas fotonya seperti ada tanggung jawab besar dalam hidupQ ntuk menjadi penjaganya, melindunginya setiap waktu,
kemaren jalan2 ke alon2 pas malem2 aku lihat ada cewek sama cwoknya pkek baju puth dan tas, berkulit putih dan kelihatan cakep, saat itu pula aku terngat dengan firda, dan aku pengen menangis apalagI pas aku lihat dia makan pentol ya allah aku pengen menjadi penjaganya ijinkan jiwa raga ini untuk mendampingi hidupX sampai engkau memangilQ…..

kenapa hati ini sulit sekali membenci firda ya Allah padahal No HP yang berpasangan itu sudah aku hancurkan tapi tetap hati ni tak mau berpisah dari kehidupannya meski dalam dunia maya dan dimensi waktu yang abstrak,
aku yakin tak ada cinta yang sebesar seperti diriku, karena aku mencintainya dengan tulus dan tanpa memandang dia dari sisi manapUn, dan aku inGin melindUngi segala kehidupannya,
tuhan ijinkan aku menjadi penjaganya …….

Apa Itu Cinta

Apa Itu Cinta?!

Berapa banyak cinta terurai dalam kata setiap detiknya? Berapa banyak ungkapan cinta yang terucap? Berapa banyak juga cinta yang dirasakan? Berapa besar juga cinta itu ada? Namun kenapa masih banyak di antara kita yang bertanya. Apakah cinta itu?
Pesta pernikahan sebentar lagi akan segera digelar. Undangan pun sudah tersebar. Sepertinya sudah merupakan sebuah kepastian dan tidak mungkin lagi untuk mundur. Tetapi mengapa tiba-tiba saja muncul sebuah pertanyaan dalam benak, “Apakah benar dia adalah cinta sejati saya?”.
Seorang perempuan menangis. Tiga hari lagi pernikahan itu akan segera berlangsung. Bukan rasa bahagia yang menyelimutinya. Yang ada justru malah rasa sedih dan penyesalan.
“Kenapa, sih, saya baru menyadarinya?!”
“Apa benar saya mencintainya?!”
“Kenapa  juga saya mau menerima lamarannya?!”
“Bagaimana kalau dia ternyata bukan jodoh saya?!”
“Apa mampu saya akan bertahan dengannya?!”
“Apa masih bisa saya membatalkannya?!”
“Bagaimana dengan rasa malu?!”

“Bagaimana juga dengan tanggung jawab?!”
“Bagaimana?! 
Bagaimanaaaaaaaaa???”
Takut menghadapi kenyataan, pernikahan pun berlangsung dengan sangat meriah. Tidak ada satu orang pun yang tahu bagaimana isi hati perempuan ini yang sebenarnya. Tertutup oleh semua keindahan dan warna-warni bunga yang tersebar di mana-mana. Terhalang semua mengucapkan selamat yang diiringi doa.
Satu minggu setelah ikatan dilangsungkan, perempuan ini tidak kuasa lagi menahan kesedihan dan kepedihan hatinya. Dia masuk ke dalam mobil dan mengendarainya kencang-kencang. Tidak tahu juga ke mana arah dan tujuan. Sampai kemudian terhenti di depan sebuah rumah. Rumah mantan pacarnya. Tempat tinggal seorang pria yang dulu pernah mengisi hari-harinya.
Tangisnya pun meledak dan menjadi-jadi. Segala rasa yang bercampur aduk tak karuan itu pun tumpah. Ingin sekali rasanya dia untuk turun dan masuk ke dalam rumah itu untuk meminta maaf dan untuk bisa berteriak serta membuat pengakuan. Namun tetap tidak bisa juga. Rasa takut dan ragu tetap saja merajai. “Dia pasti marah! Dia pasti marah! Dia pasti marah!“.
Singkat cerita. Perempuan ini mempertahankan pernikahannya selama lima tahun. Dia sudah merasa cukup lima tahun menderita. Mengorbankan segala rasa dan pikirannya. Juga ingin mengungkap segala kebohongan yang selama ini tersimpan. Perceraian pun tidak bisa dielakkan. Dia sendiri lagi.
Ini bukan cerita fiktif belaka. Ini adalah sebuah kenyataan. Saya tidak perlu, ya, bilang siapa orangnya?! Untuk apa juga?! Petik saja hikmah dari pengalaman perempuan ini.
Kisah pertemuan perempuan ini dengan pria tadi bukanlah dalam waktu yang singkat. Sudah lama mereka saling kenal dan bersahabat. Tetapi betul, mereka hanya pacaran sebentar. Tidak sampai dua belas bulan. Hari-hari mereka memang sepertinya terasa begitu indah. Sepertinya memang benar-benar cinta. Setiap hari selalu saja ada rindu. Baru kemudian disadari bahwa rindu itu ternyata hanyalah sebuah nafsu duniawi belaka. Rindu mereka hanya rindu untuk bersenang-senang  di atas tempat tidur.
Tidak mudah memang untuk bisa mengetahui cinta yang sesungguhnya. Beruntunglah mereka yang memang segera bisa mendapatkannya dan juga merasakannya. Hanya sedikit yang bisa, Banyak sekali yang masih belum juga menemukan dan atau menyadarinya. Biarpun sudah menikah dan hidup bersama berpuluh-puluh tahun lamanya. Sudah memiliki banyak anak dan bahkan cucu.
Membedakan cinta dan nafsu diperlukan sebuah kejujuran. Tidak bisa dipungkiri di mana ada cinta ada pula nafsu yang mengiringi. Di mana ada nafsu di sana juga ada pembenaran atas nama cinta yang menyertai. Seberapa besarkah keberanian kita untuk mau jujur? Seberapa mampu kita mendengarkan suara hati? Tidak usahlah bicara untuk kepentingan orang lain ataupun bangsa dan negara sendiri. Kali ini cukup untuk diri sendiri.
Sering kita mendengar uraian tentang cinta. Cinta adalah saling memberi. Cinta adalah saling memiliki. Cinta itu murah hati dan tulus. Cinta itu…. Cinta itu…. Iya, kan?! Bagaimana kalau saya memberikan sedikit lagi uraian tentang cinta yang mendasari apa yang menjadi pemahaman saya selama ini tentang cinta? Boleh, ya?! Boleh, dong!!!
Plato pernah menjabarkan apa yang disebut dengan cinta dalam arti yang lebih luas namun sangat mendasar. Sebuah uraian yang di dalam dunia filsafat dikenal dengan sebutan “Platonic Love“, dalam dialognya yang diterbitkan dalam buku berjudul “Symposium“.  Buah pikir dan pengolahan rasa atas kisah cinta antara Eros, anak dari Aphrodite (Dewi Cinta Yunani) dan Ares (Dewa Perang Yunani), dan Pysche, seorang perempuan yang sebegitu cantiknya sampai membuat iri hingga dikutuk oleh  Aphorodite.
Eros dipuja sebagai perlambang cinta seorang pria yang juga merupakan bagian dari misteri cinta. Pysche selalu dipuja sebagai wanita cantik yang terus menerus mencari cintanya. Uniknya, kemudian lahirlah Voluptas, anak buah cinta keduanya, memiliki arti nama kesenangan atau keindahan dan juga bisa diartikan sebagai seks. Coba perhatikan, deh!!! Ketiga nama ini bagi saya, adalan simbol, yang bila disatukan, memiliki arti cinta adalah jiwa dan pemikiran yang menghasilkan keindahan, baik dalam bentuk seks ataupun dalam bentuk kesenangan dan keindahan lainnya.
Saya coba jelaskan dengan kata-kata saya sendiri dan menjadikannya ringkasan, ya. Panjang banget soalnya. Harus satu buku sendiri!!! Hehehe….
Cinta mengarahkan sebuah perasaan untuk mendorong inspirasi, pemikiran, jiwa, dan arah serta tujuan hidup ke sesuatu yang sifatnya “spiritual”. Apresiasi  dan penghargaan terhadap keindahan cinta yang menghasilkan juga  keindahan cinta. Tidak lepas dari kemudian berakhir pada apa yang disebut sebagai “kesucian”. Benar-benar sangat suci, sakral, dan dipenuhi dengan aroma spiritual yang sangat mendalam, dahsyat, dan sangat luar biasa“.
Saya tidak berharap bahwa semua bisa mengerti tentang ini semua biarpun setiap hari kita bicara dan berpikir tentang cinta. Saya hanya ingin sekali agar kita semua mau menjadi manusia yang jujur. Memiliki keinginan dan keberanian untuk menjadi seseorang yang jujur. Itu saja.
Selamat berpikir dan semoga bermanfaat!!!

Sayang, Malam Ini

“Sayang, Malam Ini…..”


“Saya masak ikan asin, lho!” Hehehe…
Bingung soalnya mau ngomong apa. Sebetulnya, sih, mau ngajak dia bercinta, tapi, kok, malu, ya?

Tak sedikit wanita merasakan hal yang sama bila hendak mengajak suaminya bercinta. Padahal, apa salahnya, ya? Toh, yang diajak juga suami sendiri? Lagipula, memangnya wanita tidak boleh minta duluan? Harus menunggu terus gitu? Yah… ketinggalan kereta, deh!
Biasanya karena gengsi atau merasa tidak patut melakukannya. Seperti wanita murahanlah kesannya. Padahal, banyak, lho suami-suami yang justru menunggu diajak duluan? Mereka juga senang kalau mendapat tantangan. Soalnya, kalau menang, rasanya pasti luar biasa! Ya, nggak bapak-bapak?!!!
Memang harus diakui kalau pria lebih tertarik dengan pemandangan sedap dibandingkan dengan kata-kata. Tapi, kan, lebih afdol kalau ditambah bumbu! Lebih lengkap. Lebih berasa. Lebih seru pastinya!
Tidak perlu menggunakan kata-kata tembak langsung doorrrrr. Kesannya jadi kurang menggoda dan kurang menantang. Malah bagi pria mungkin menganggapnya jadi terlalu biasa. Apa bedanya dengan bicara antar sesama pria yang selalu tembak langsung doorrrr? Kurang greget!!!
“Sayang, saya baru beli G-string baru. Mau lihat nggak? Buka sendiri tapi, ya?” dengan mata sedikit nakal dan menggoda.
“Mau cokelat nggak? Ada nih, di dalam sini… buatan sendiri, lho! Cobain, ya?” sambil menunjuk ke bagian tubuh di dalam sana yang sebelumnya sudah dilumuri cokelat atau sudah terselip sebatang cokelat yang sengaja disembunyikan di balik sana.
“Malam ini saya lagi oke banget, lho! Mau coba nggak?” seraya menariknya masuk ke dalam kamar.
“I am so delicious tonight, honey! Would you like to try me?” kalau merasa canggung pakai bahasa Indonesia.
Wah, tanya, deh, sama bapak-bapak! Kalau dirayu seperti itu, ada yang sanggup menahan nggak? Hehehe….
Jangan pernah takut dibilang seperti pelacur di dalam kamar. Wong, bapak-bapak banyak yang doyan, kok, dengan pelayanan pelacur!!! Daripada mereka nyari pelacur, mendingan kita memberikan pelayanan ekstra buat mereka! Asal jangan minta bayaran juga, ya!
Cobain, ya!!!

Seindah Cinta Ketika Berlabuh


Awalnya, aku bertemu dengannya di sebuah acara yang diselenggarakan di rumahku sendiri. Gadis itu sangat berbeda dengan cewek-cewek lain yang sibuk berbicara dengan laki-laki dan berpasang-pasangan. Sedangkan dia dengan pakaian muslimah rapi yang dikenakannya membantu mamaku menyiapkan hidangan dan segala kebutuhan dalam acara tersebut. Sesekali gadis itu bermain di taman bersama anak-anak kecil yang lucu, kulihat betapa lembutnya dia dengan senyuman manis kepada anak-anak. Dari sikapnya itu aku tertarik untuk mengenalnya. Akhirnya dengan pede-nya keberanikan diri untuk mendekatinya dan hendak berkenalan dengannya. Namun, kenyataannya dia menolak bersalaman dengannku, dan cuma mengatakan, “Maaf…” dan berlalu begitu saja meninggalkanku.
Betapa malunya aku terhadap teman-teman yang berada di sekitarku.“Ini cewek kok jual mahal banget !” Padahal begitu banyak cewek yang justru berlomba-lomba mau jadi pacarku. Dia, mau kenalan saja tidak mau !” ujarku. Dari kejadian itu aku menjadi penasaran dengan gadis tersebut. Lalu aku mencari tahu tentangnya. Ternyata dia adalah anak tunggal sahabat rekan bisnis papa. Setiap ada acara pertemuan di rumah gadis itu, aku selalu ikut bersama papa.

Gadis itu bernama Nina, kuliah di Fakultas Kedokteran dan dia anak yang tidak suka berpesta, berfoya-foya, dan keluyuran seperti cewek kebanyakan di kalangan kami. Aku pun jarang melihatnya jika aku pergi ke rumahnya; dengan berbagai alasan yang kudengar dari pembantunya: sakitlah, lagi mengerjakan tugas, atau kecapaian. Pokoknya, dia tidak pernah mau keluar.
Hingga suatu hari aku dan papa sedang bertamu ke rumahnya. Pada saat itu, Nina baru saja pulang dengan busana muslimahnya yang rapi, terlihat turun dari mobil. Namun belum jauh melangkah dia pun terjatuh pingsan dan mukanya terlihat sangat pucat. Kami yang berada di ruang tamu bergegas keluar dan papanya pun menggendong ke kamar serta meminta tolong kami untuk menghubungi dokter. Dari hasil pemeriksaan dokter, Nina harus dirawat di rumah sakit.
Keesokan harinya, aku datang ke rumah sakit bermaksud untuk menjenguknya. Betapa kagetnya aku ketika kutahu Nina terkena leukimia (kanker darah). Aku bertanya, “Kenapa gadis selembut dan sesopan dia harus mengalami hal itu ?”. Perasaan kesalku padanya kini berubah menjadi kasihan dan khawatir. Setiap usai kuliah, kusempatkan untuk datang menjenguknya. Aku mendapatinya sering menangis sendirian. Entah itu karena tidak ada yang menjaganya atau karena penyakit yang diderita.
Beberapa hari di rumah sakit, Nina memintaku keluar setiap kali aku masuk. Aku pun mendatanginya di rumah, tapi dia tidak pernah mau keluar menemuiku dan hanya mengurung diri di dalam kamar. Aku tidak menyerah begitu saja, kucoba menelpon Nina dan berharap dia mau bicara denganku. Namun, dia tetap tidak mau mengangkat telpon dariku, lalu kukirimkan SMS padanya agar dia mau menjadi pacarku, tetapi tidak ada balasan malah HP-nya dinonaktifkan semalaman.
Keesokan harinya aku nekat datang ke rumahnya untuk meminta maaf atas kelancanganku. Ternyata ia akan berangkat ke Makasar, ke kampung orang tuanya. Karena orang tuanya tak dapat mengantarnya, aku pun menawarkan diri untuk mengantarnya, tapi Nina lebih memilih naik taksi dengan alasan tidak mau merepotkan orang lain. Sebelum naik ke mobil, dia menitipkan kertas untukku kepada mamanya.
Alangkah hancur hatiku ketika membaca sebait kalimat yang berbunyi, “Maaf saat ini aku hanya ingin berkonsentrasi kuliah.” Hatiku remuk dan aku pulang dengan perasaan kesal sekali. Ini pertama kalinya aku ingin pacaran, tapi ditolak. Sebenarnya, aku tidak begitu suka dengan hubungan seperti pacaran itu karena begitu banyak dampak negatifnya, sampai ada yang rela bunuh diri karena ditinggalkan kekasihnya –na’udzubillahi min dzalik.
Namun entah mengapa ketika aku melihat Nina hatiku pun tergoda untuk menjalin hubungan itu. Sejak perpisahan itu, aku tidak pernah lagi bertemu dengannya sampai gelar sarjana aku raih. Lalu aku pun bekerja di perusahaan milik keluargaku sebagai satu-satunya ahli waris. Melihat ketekunanku dalam bekerja, papa Nina ,menyukaiku hingga hubungan kami menjadi akrab dan kuutarakanlah maksudku bahwa aku menyukai Nina, anaknya, dan ternyata papa Nina setuju untuk menjadikanku sebagai menantunya.
24 Oktober 2006, bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, aku dan orang tuaku bersilaturahmi ke rumah keluarga Nina dengan maksud untuk membicarakan perjodohan antara aku dan Nina. Tapi pada saat itu Nina baru dirawat di rumah sakit sejak bulan Ramadhan. Saat kutemui, Nina terlihat sangat pucat, lemah, dan senyumannya seakan menghilang dari bibirnya. Hari itu orang tua kami resmi menjodohkan kami. Bahkan aku diminta untuk menjaganya karena orang tuanya akan berangkat ke luar negeri. Tetapi Nina tidak pernah mau meladeniku.
Suatu hari aku mendapati Nina terlihat kesakitan, terlihat darah keluar dari hidung dan mulutnya. Aku bermaksud untuk membantu mengusap darah dan keringat yang ada di wajahnya, tetapi secara spontan dia menamparku pada saat aku menyentuh wajahnya. Betapa
kaget diriku dibuatnya, aku tidak menyangka sama sekali Nina akan manamparku. Sungguh betapa istiqomahnya dia dalam menjaga kehormatan untuk tidak disentuh laki-laki yang bukan muhrimnya. Saat itu aku belum mengetahui tentang masalah ini dalam agama.
Kejadian tersebut secara tak sengaja terlihat mama Nina maka Nina pun dimarahi habis-habisan hingga sebuah tamparan mendarat di pipinya. Kulihat Nina segera melepas infusnya dan berlari menuju kamar mandi. Nina pun mengurung diri di kamar mandi tersebut. Dengan terpaksa kami mendobrak pintu kamar mandi dan kami dapati Nina tergeletak di lantai tak sadarkan diri karena terlalu banyak darah yang keluar.
Setelah sadar, aku berusaha bicara dan meminta maaf kepadanya atas kejadian tadi, namun Nina terus-terusan menangis. Aku pun bertambah bingung apa yang mesti aku lakukan untuk menenangkannya. Tanpa pikir panjang aku memeluknya, tapi Nina malah mendorongku dengan keras dan berlari keluar dari kamar menuju taman. Ketika kudekati Nina berteriak hingga menjadikan orang-orang memukulku karena menyangka aku mengganggu Nina. Karena itulah, Nina semalaman tidur di taman dan aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Setelah waktu subuh menjelang kulihat Nina beranjak untuk melaksanakan shalat shubuh di masjid, aku pun turut shalat. Namun setelah shalat, tiba-tiba Nina menghilang entah kemana.
Aku mencarinya berkeliling rumah sakit tersebut. Dan lama berselang kulihat banyak kerumunan orang dan ternyata Nina sudah tak sadarkan diri tergeletak dengan HP berada di sampingnya, sepertinya dia bosan telah berbicara dengan seseorang. Keadaan Nina saat itu sangat kritis sehingga pernafasannya harus dibantu dengan oksigen. Kata dokter, paru-paru Nina basah yang mungkin diakibatkan semalaman tidur di taman.
Nina tak kunjung juga sadar. Dengan perasaan khawatir dan bingung aku berdoa dengan menatap wajahnya yang pucat pasi…
Tiba-tiba ada sebuah SMS yang masuk ke HP Nina, tanpa sadar aku pun membaca dan membalas SMS tersebut. Aku juga membuka beberapa SMS yang masuk ke HP-nya dan aku sangat terharu dengan isinya, tenyata banyak sekali orang yang menyayanginya. Di antaranya adalah orang yang bernama Ukhti. Dulu sebelum aku mengetahui Ukhti adalah panggilan untuk saudari perempuan, aku sempat cemburu dibuatnya. Aku mengira Ukhti itu adalah pacar Nina yang menjadi alasan dia menolakku. Setelah Nina tersadar dari pingsannya, aku menunjukkan SMS yang dikirimkan saudari-saudarinya dan dia sangat marah ketika tahu aku sudah membaca dan membalas SMS dari saudari-saudarinya. Dia pun akhirnya melarangku untuk memegang HP-nya apalagi mengangkat atau menghubungi saudari-saudarinya.
Namun, tetap saja aku sering ber-SMS-an dengan saudari-saudarinya untuk mengetahui kenapa sikap Nina begini dan begitu. Dari sinilah aku mendapat sebuah jawaban bahwa Nina tidak mau bersentuhan apalagi berduaan denganku karena aku bukan mahramnya dan Nina menolak untuk berpacaran serta bertunangan denganku karena di dalam Islam tidak ada hal-hal seperti itu dan hal itu merupakan kebiasaan orang-orang non Muslim.
Aku tahu juga Nina mencari seorang ikhwan yang mencintai karena Alloh bukan atss dasar hawa nafsu. Akhirnya aku tahu kan sikap Nina selama ini semata-mata dia hanya ingin menjalankan syariat Islam secara benar. Hari berlalu dan aku terus belajar sedikit demi sedikit tentang Islam dari Nina dan saudari-saudarinya, terutama dalam melaksanakan shalat lima waktu tepat pada waktunya. Saat itu aku merasakan ketenangan dan ketentraman selama menjalankannya dan menimbulkan perasaan rindu kepada Alloh untuk senantiasa beribadah kepada-Nya.
Niatku pun muncul untuk segera menikahi Nina agar tidak terjadi fitnah, namun kondisi Nina semakin memburuk. Dia selalu mengigau memanggil saudari-saudarinya yang dicintainya karena Alloh…..
Melihat hal itu, aku membawanya ke kota Makassar, kampung mama kandung Nina untuk mempertemukannya dengan saudari-saudarinya, Qadarulloh (atas kehendak Alloh), aku tidak berhasil mempertemukan mereka. Yang ada kondisi Nina semakin parah dan penyakitku juga tiba-tiba kambuh sehingga aku pun haus dirawat di rumah sakit. Orang tua Nina datang dan membawanya kembali ke kota Makassar tanpa sepengetahuanku karena pada saat itu aku juga diopname.
Di kota Makassar, Nina diawasi dengan ketat oleh papanya, karena papa Nina kurang suka dengan akhwat, apalagi yang bercadar. Rumah sakit dan rumah yang ditempati Nina dirahasiakan. Dan Nina pun tak tahu di manakah ia berada. Karena kondisinya masih lemah, diapun tak bisa berbuat apa-apa, bahkan ia kadang dibius, apalagi ketika akan dipindahkan dari satu tempat ke tempat yag satunya agar tidak tahu di mana keberadaaannya, karena papanya tidak ingin ada akhwat yang menjenguk Nina. Sampai HPnya pun diambil dari Nina.
Namun, karena Nina masih mempunyai HP yang ia sembunyian dari papanya, sehingga beberapa kali Nina berusaha kabur untuk menemui saudari-saudarinya, akhirnya Nina dikurung di dalam kamar. Mendengar hal itu, aku langsung menyusul Nina ke Makassar dan aku sempat bicara dengannya dari balik pintu. Nina menyuruhku untuk menemui seorang ustadz di sebuah masjid di kota itu. Dari pertemuanku dengan ustadz tersebut aku pun diajak ta’lim beberapa hari dan aku menginap di sana.
Papa Nina menyangka Nina telah mengusirku sehingga ia pun dimarahi. Setibanya di rumah, aku jelaskan duduk perkaranya kepada papa Nina, bahwa ia tidak bersalah dan aku mengatakan agar pernikahan kami dipercepat.
Hari Kamis, 24 November 2006. Kami melangsungkan pernikahan dengan sangat sederhana. Acara tersebut Cuma dihadiri oleh orangtua kami beserta dua orang rekanan papa. Setelah akad nikah aku langsung mengantar ustadz sekalian shalat dhuhur.
Betapa senangnya hatiku, akkhirnya aku bisa merasakan cinta yang tulus karena Alloh. Semoga kami bisa membentuk keluarga sakinah mawaddah, wa rahmah dan senantiasa dalam ketaatan kepada Alloh…..Itulah doaku saat itu.
Sepulang dari mengantar ustadz, perasaan bahagia itu seakan buyar mendapati Nina yang baru saja menjadi istriku tergeletak di lantai, dari hidung dan mulutnya kembali berlumuran darah. Dan tangannya terlihat ada goresan. Kami langsung membawanya ke rumah sakit, diperjalanan, kondisi Nina terlihat sangat lemah. Terdengar suaranya memanggilku dan berkata agar aku harus tetap di jalan yang diridhai-Nya sambil memegang erat tanganku dengan tulus, air mataku tak tertahankan melihat keadaan Nina yang terus berdzikir sambil menangis…..Dia juga selalu menanyakan saudari-saudarinya dimana ?
Setibanya di rumah sakit, aku bertanya-tanya kenapa tangan Nina tergores. Aku pun menulis SMS kepada saudari-saudari Nina. Ternyata, tangan Nina tergores ketika hendak menemui saudari-saudainya dengan keluar dari kamar. Karena pintu kamar terkunci, Nina ingin keluar melalui jendela sehingga menyebabkan tangannya tergores. Nina tak kunjung sadar hingga larut malam, aku pun tertidur dan tidak menyadari kalau Nina bangkit dari tempat tidurnya. Dia ingin sekali menemui saudari-saudarinya dan dia tidak menyadari kalau hari telah larut malam. Dia Cuma berkata, “Pengin ketemu saudariku karena sudah tak ada waktu lagi.”Berhubung Nina masih lemah, dia pun jatuh pingsan setelah bebrapa saat melangkah.
Aku benar-benar kaget dan bingung mau memanggil dokter tapi tidak ada yang menemani Nina. Akhirnya, aku menghubungi salah seorang saudarinya untuk menemani. Setelah aku dan dokter tiba, Nina sudah tidak bernafas dan bergerak lagi. Pertahananku runtuh dan hancurlah harapanku melihat Nina tidak lagi berdaya…. Dokter menyuruhku keluar. Pada saat itu kukira Nina telah tiada, makanya aku segera menulis SMS kepada saudari Nina untuk memberitahu bahwa Nina telah tiada. Namun begitu dokter keluar, masya Alloh !
Denyut jantung Nina kembali beredetak dan ia dinyatakan koma. Aku hendak memberi kabar kepada saudari Nina tapi baterai HP-ku habis dan tiba-tiba penyakitku pun kambuh lagi sehingga aku harus diinfus juga…..
Jam 11.30, perasaanku mengatakan Nina memangilku, maka aku segera bangkit dari tempat tidur dan melepas infus dari tanganku menuju kamar Nina. Kutatap wajah Nina bersamaan dengan kumandang adzan shalat Jum’at. Sembari menjawab adzan, aku terus menatap wajah Nina berharap dia akan membuka matanya.
Begitu lafadz laa ilaaha illallah, suara mesin pendeteksi jantung berbunyi, menandakan bahwa Nina telah tiada. Aku berteriak memanggil dokter, tapi qadarulloh istriku sayang telah pergi untuk selama-lamanya dari dunia ini. Nina langsung dimandikan dan dishalatkan selepas shalat Jum’at, lalu diterbangkan ke rumah papanya di Malaysia. Untuk terakhir kalinya kubuka kain putih yang menutupi wajah Nina. Wajahnya terlihat berseri…..
Aku harus merelakan semua ini, aku harus kuat dan menerima takdir-Nya. Teringat kata-kata Nina, “Berdoalah jika memang Alloh memangilku lebih awal dengan doa, “Ya Alloh, berilah kesabaran dan pahala dari musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik.”
Setelah pemakaman, aku langsung balik ke Jakarta karena kondisiku yang kurang stabil…Astaghfirullah !!!aku lupa memberitahu saudari-saudari Nina. Mungkin karena aku terlalu larut dalam kesedihan, hingga secara spontanitas aku menghubungi mereka dan menyampaikan bahwa Nina benar-benar talah tiada. Aku tahu pasti, mereka pasti sedih dengan kepergian saudari mereka yang mereka cintai karena Alloh. Dari ketiga saudari Nina, ada seorang yang tidak percaya dan sepertinya dia sangat membenciku. Entah, mengapa sikapnya seperti itu ?
Sekiranya mereka tahu, bahwa sebelum kepergiannya, Nina selalu memanggil nama mereka, tentulah mereka semakin sedih. Dalam HP Nina terlihat banyak SMS yang menunjukkan betapa indahnya ukhuwah dengan saudari-saudarinya. Semoga saudari-saudari Nina memaafkan kesalahannya dan kesalahan diriku pribadi.
“Salam sayang dari Nina tu kakak Rini, Sakinah, dan Aisyah serta akhwat di Makassar. Teruslah berjuang menegakkan dakwah ilallah. Syukran atas perhatian kalian….”
*****
Tak beberapa lama setelah kisah ini dimuat di Media Muslim Muda Elfata, redaksi Elfata menerima SMS dari seorang ukhti, saudari Nina. Isi SMS tersebut adalah, “Afwan , mungkin perlu Elfata sampaikan kepada pembaca mengenai kisah ‘Akhirnya Cintaku Berlabuh karena Alloh’ di mana Kak Nina telah meninggal dan kini Kak Adhit pun telah tiada. Kurang lebih 2 pekan (Kak Adhit –red) dirawat di rumah sakit karena penyakit pada paru-parunya. Sebelum sempat dioperasi, maut telah menjemputnya. Ana menyampaikan hal ini karena masih banyak yang mengirim salam, memberi dukungan ke Kak Adhit yang kubaca di Elfata dan beberapa orang yang kutemui di jalan juga selalu bertanya, Kak Adhit bagaimana ? Ana salah satu ukhti dalam cerita tersebut…Syukran.”
PERCIK RENUNGAN
Subhanalloh ! Kisah Adhit dan Nina di atas dapat kita jadikan sebuah cermin untuk berkaca. Renungkanlah keteguhan Nina untuk tak meladeni tawaran cinta asmara yang tak terselimuti indahnya syariat. Padahal Nina adalah seorang yang sedang membutuhkan dukungan, pertolongan, dan sandaran bahu tempat menangis. Nina berprinsip, meski dalam situasi sesulit apapun, kemurnian syariat tetap harus dijaga dan diamalkan.
Gelombang kesulitan tak harus menjadikan kita surut dalam berkonsisten dengan syariat ini. Bahkan bisa jadi kesulitan demi kesulitan yang kita alami menjadi parameter seberapa jauh kita telah mengamalkan ajaran agama ini. Di lain sisi, ketidaktahuan seseorang akan syariat ini seringkali menjadikan pelakunya bertindak tanpa adanya rambu-rambu yang telah dicanangkan agama.
Namun, bisa jadi ketidaktahuan akan syariat ini menjadi titik awal seseorang merasakan indahnya agama dan manisnya iman sebagaimana yang terjadi pada Adhit, ikhwan yang menceritakan kisahnya ini. Semoga Alloh merahmati mereka, menerima ruh mereka berdua dan
menjadikan mereka berdua termasuk hamba-hamba-Nya yang shalih yang dijanjikan surga-Nya. Amiin.
Sumber:
Kumpulan KISAH NYATA UNGGULAN Majalah ELFATA ‘Seindah Cinta ketika Berlabuh’, 2008, FAtaMeDia

“Sex Before Marriage” Bukan Cinta Sejati


Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang lain juga duduk menyepi.
Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia semacam itu.
Pacaran Sudah Jelas Jalan Menuju Zina
Wahai muda-mudi … Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kenalannya hingga si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal.
Lihatlah adik-adikku … Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kenalan. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya.
Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32). Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullahmenjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”[1]
Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku … Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi.
Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Ta’ala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang ringkas saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya.
Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”[2] Ini menunjukkan terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis).
Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.[3] Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram.
Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, “Bagaimana mau dikatakan halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.” Hanya Allah yang beri taufik.
Lebih Parah Dari Itu
Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan “sex before marriage (SBM)”, atau istilah kerennya adalah dengan “making love”. Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar?
Bukankah Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)? Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan.
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al Furqon: 68). Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda,
ثُمَّ أَنْ تُزَانِىَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ
Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.” Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas.[4] Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الإِيمَانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ فَإِذَا انْقَطَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الإِيمَانُ
Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.” [5]
Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-benar rusakkah pemuda Islam kita?
Haruskah Membuktikan True Love Lewat Making Love?
Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah.
Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ
Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.[6]
Bila kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong. Ingat selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ
Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya.”[7] Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah!
Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan yang keji tersebut.
Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.
Disusun di Panggang, Gunung Kidul, 26 Rabi’ul Awwal 1431 H (12/03/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Film Indonesia

Biar kebanyakan film2 dibawah ratenya 6 kebawah....hehehe...gak ada salahnya kalo ada yang mo nonton silahkan didonlod filmnya...gratisss...ketimbang beli :D  >:D >:D >:D :getok: gw pribadi sih cuma tertarik nonton get married ketimbang yang laen....hehehe

saya akan berbagi Link alamat Fil-film menarik.seperti :


AYAT-AYAT CINTA
DOWNLOAD LINK :
DOWNLOAD LINK :
http://www.indowebster.com/ayatayatcinta_part1.html
http://www.indowebster.com/ayatayatcinta_part2.html




CINTA PERTAMA
DOWNLOAD LINK :
http://www.indowebster.com/Cinta_Pertama_cd_1.html
http://www.indowebster.com/Cinta_Pertama_cd_2.html


BADAI PASTI BERLALU
DOWNLOAD LINK :
http://www.indowebster.com/Bada_Pasti_Berlalu_1.html
http://www.indowebster.com/Badai_Pasti_Berlalu_2.html




NagaBonar Jadi 2


DOWNLOAD LINK :
http://www.indowebster.com/Naga_Bonar_jadi_2_cd_1.html
http://www.indowebster.com/Naga_Bonar_jadi_2_cd_2.html




Hantu Ambulance
Film terakhirnya artis tenar kita "Suzanna"
DOWNLOAD LINK :
http://movies.suhatman.com/Indonesia_movies/


Tarix Jabrix
Download Link :
http://movies.suhatman.com/Indonesia_movies/




Titik Hitam
Download Link :
http://www9.indowebster.com/15333a525634f5a89621a589de0850a9.avi




Susahnya Jadi Perawan
Download Link :
http://www2.indowebster.com/afae1df3de9a0aaa4d47bd8ddb52a347.avi




Ada Kamu Aku ada
Download Link:
http://www4.indowebster.com/6d0a294c9fba31fe0b77bfb9811c287d.avi




Kawin Kontrak




Download Link:
http://movies.suhatman.com/Indonesia_movies/


Namaku Dick
Download Link:
http://movies.suhatman.com/Indonesia_movies/






Coblos Cinta
Download Link :
http://www.indowebster.com/Coblos_Cinta__1.html
http://www.indowebster.com/Coblos_Cinta__2.html





Mas Suka Masukin Aja
http://www.indowebster.com/Mas_Suka_Masukin_Aja_CD1.html
http://www.indowebster.com/Mas_Suka_Masukin_Aja_CD2.html



Kalau mau lebih lengkap film terbaru baik luar maupun dalam Indonesia(yang lucu, Film Hantu juga ada) silahkan kunjungi link http://movies.suhatman.com/Indonesia_movies/